BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dasar
- Definisi
a. Demam thypoid adalah infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypi, biasanya ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypi (Hidayat, 2006:126).
2. Anatomi dan Fisiologi
a. Mulut (oris).
Merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar yang sempit (Vestibula)dan bagian dalam yang terdiri atas rongga mulut. Di mulut, makanan mengalami proses mekanis pertama disebut proses mengunyah.
b. Faring (tekak)
Merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut dan laring, berfungsi sebagai penyalur makanan dari mulut ke esophagus.
c. Esofagus (kerongkongan)
Berfungsi sebagai tempat lewatnya makanan dari faring ke lambung
d. Lambung (gaster)
Merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas disebut fundus. Berfungsi memproses hasil pengolahan dari mulut oleh peristaltic lambung. Asam lambung menghasilkan yang berfungsi memecah protein menjadi asam amino (Albumine peptone).
e. Intestinum Minor (usus halus)
Fungsi usus halus :
o Menerima zat makanan yang sudah dicerna kemudian diserap melalui kapiler dan saluran limfe.
o Menyerap protein dalam bentuk asam amino, karbonhidrat dalam bentuk amylase dan lemak.
f. Intestinum Mayor (usus besar)
Fungsi usus besar, terdiri dari : menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri coli, dan tempat feces (Hidayat, 2006 : 1-4).
Anatomi
3. Etiologi
Demam thypoid disebabkan oleh Salmonella thypi, Salmonella thypi dapat tumbuh dari semua media ( Soegijanto, 2002 ; 2 ). Salmonella thypi, basil gram negative bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai sekurangnya empat macam antigen, yaitu antigen D ( Somatik ), H (Flagella ), Vi dan protein dan membrane hialin ( Mansjoer, 2002 ;432).
4. Patofisiologi (Ngastiyah,1995)
Masukan makanan + air yang terkontaminasi
Kuman salmonella
HCL di dalam tubuh membunuh sebagian bakteri
Sebagian kuman tetap hidup ke usus halus
Proses infeksi merangsang Infeksi intestinal
Hipotalamus mengeluarkan
mediator sertinum Pe peristaltic usus
Menghasilkan gas
Pe suhu tubuh Sebagian masuk ke lambung
Mual,Muntah
(Anorexia)
Gangguan pola tidur
Nutrisi yang kurang dari kebutuhan
Kelemahan
Intolerasnsi aktifitas
Patofisiologi
Penularan Salmonella thypi masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar sebagian kuman di musnahkan dengan asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limpoid.
Plak peyer di illeum terminalis yang hypertropi. bila terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia masuk aliran limfe mencapai kelenjar limfe mesentrial dan masuk aliran darah melalui ductus torakisus. Salmonella thypi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella thypi bersarang di plak peyer, limfa, hati, dan bagian - bagian lain system retikulo endotelial, endotoksin salmonella thypi berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella thypi dan edotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam (Mansjoer, 2001 ;422).
Organisme ini mampu bertahan beberapa minggu di dalam air, es, debu, sampah kering dan pakaian, mampu bertahan di sampah mentah selama I minggu dan bertahan serta berkembang biak dalam susu, daging, telur tanpa mengubah warna dan bentuknya.
Salmonella thypi hanya dapat hidup pada tubuh manusia. Sumber penularan berasal dari tinja dan urine karier dari penderita pada fase akut dan penderita dalam fase penyembuhan. Penderita yang telah sembuh dari demam thypoid biasanya mendapat kekebalan sepanjang hidup. Jarang didapatkan serangan demam thypoid yang kedua (Soegijanto, 2006 : 10)
5.. Gejala – gejala / Manifestasi Klinis
a. Masa tunas bervariasi 3 dan 4 hari, penyakit tidak datang sekaligus tetapi datangnya secara berangsur yang di dahului dengan sakit kepala,badan lesu, kadang - kadang disertai batuk dan sakit perut.
b. Dalam minggu pertama suhu tubuh meninggi pada sore dan malam hari, denyut nadi terasa perlahan, buang air besar biasanya terganggu, terdapat lidah putih dan kotor, tepi lidah kelihatan merah, gemetar dan timbul infeksi pada kelenjar usus halus.
c. Dalam minggu kedua akan timbul penahanan pada usus halus tersebut, penderita kelihatan menderita sakit berak, muka kelihatan pucat, nafsu makan berkurang, kadang - kadang penderita mencret disertai sakit perut.
d. Dalam minggu ketiga gejala akan kelihatan lebih jelas lagi yaitu perut terasa sakit, tidak buang air besar, denyut nadi cepat dan lemah, kesadaran menurun dan kadang - kadang sampai mengacau. Pada stadium ini dapat terjadi perdarahan usus kematian ( Rahmat, 1999 ;436).
Pada kasus khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur - angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga, suhu tubuh berangsur - angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga (Nursalam;2005 ).
6. Komplikasi
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
a. Komplikasi Intestinal
1) illeus paralitik
2) perdarahan usus
3) perforasi
b). Komplikasi Ekstra intestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : Kegagalan sirkulasi perifer (rejatan, sepsis) miokardinas trombosis dan tromboplebitis
2) Komplikasi darah : Anemia hemolitik, trombositopenia dan atau koagulasi intravaskuler
3) Komplikasi hepar dan kandung kemih : Hepar dan Perinefritis
4) Komplikasi tulang : Osteomielitis, periostatis, spondilitis, arthritis
5) Komplikasi ginjal : Glomerulonefritis, pielonefritis.
6) Komplikasi neuropsikiatri : Delirium, meningitis, sindrom katatonia ( Rahmat, 1999 ; 439 ).
7. Penatalaksanaan Medis
Pemberian antibiotic untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman, obat - obatan dapat berupa kloramfenikol, ampicillin, amoxillin, kotrimoxazol dan tiamfenikol. Istirahat dan perawatan professional mencegah dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring sampai minimal 7 hari demam / kurang lebih 14 hari mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Dalam perawatan perlu sekali dijaga personal hygiene, kebersihan tempat tidur, pakaian dan peralatan yang dipakai pasien. Pasien dengan kesadaran menurun, posisi harus diubah - ubah untuk mencegah dekubitus dan pneumonia hipostatik, Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang - kadang terjadi obstipasi dan retensi urine.
Diet dan terapi penunjang ( symtomatis dan suportif )
a). Bantu semua aktifitas klien di tempat tidur
b). Kaji respon klien setiap kali melakukan aktifitas, bila terjadi peningkatan
suhu tubuh batasi aktifitas
c). Beri penghalang di sekitar tempatidur bila kesadaran menurun
B. Proses Keperawatan Thipoid
Proses keperawatan adalah suatu yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah - masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah - masalah tersebut.
1. Pengkajian
Tujuan dari tahap pengkajian yaitu mengumpulkan data / informasi dan membuat data dasar klien. Klien dikaji saat memasuki system pemberian perawatan kesehatan. Komponen - komponen tahap pengkajian :
a. Pengumpulan data
b. Validasi data
c. Identifikasi pola atau devisi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan respon kien terhadap perubahan - perubahan pada status kesehatan, masalah - masalah yang diidentifikasi dan kemampuan perawat untuk menemukan penyelesaian masalah.
3. Perencanaan
Tahap perencanaan diberikan suatu keperawatan keluarga klien dengan orang terdekat untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk masalah klien.
4. Implementasi
Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu memenuhi kriteria hasil.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah perbandingan hasil - hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat. Pada tahap perencanaan klien keluar dari siklus proses keperawatan apabila hasil telah dicapai, klien akan masuk kembali ke dalam siklus apabila kriteria belum berhasil.
C. Asuhan Keperawatan pada Demam Thypoid ( Effendi, l999 )
1. Pengkajian
a. Data subyektif
1). Demam
2). Nyeri kepala
3). Pusing
4). Kurang nafsu makan
5). Mual dan muntah
6). Nyeri otot
7). Diare dan susah buang air besar
8). Perasaan tidak enak perut
9). Kembung
b. Data obyektif
1). Suhu tubuh meningkat
2). Anorexia
3). Muntah
4). Diare / obstipasi
5). Relative Tachikardi
6). Lidah kotor ( berselaput putih ) dan tepi hiperemis
7). Hepatomegali dan splenomegali
8). Distensi abdomen dan nyeri
9). Tanda-tanda gangguan sirkulasi akibat perdarahan yaitu :
(a). perubahan tanda vital
(b). kulit pucat
(c). penurunan kesadaran
(d). pemeriksaan darah
(e). kadarhemoglobin dan hematokrit menurun
(f). leukosit menurun
(g). pemeriksaan gaal kultur dan widal
(h). peningkatan titer O I / 100 dianggap positif
(i). Gaal kultur adalah biakan cairan empedu yang tujuannya untuk memisahkan kuman salmonella, hasil yang di dapat adalah positif atau negative.
D. Diagnosa Keperawatan
( Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges Edisi 3,1999)
Diagnosa keperawatan yang mungkin dijumpai pada pasien dengan demam thypoid adalah :
1. gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
2. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia gangguan digesti dan absorbsi nutrient
3. potensial terjadinya komplikasi ( perdarahan, perforasi, dan peritonitis ) berhubungan dengan perlukaan ulkus intestinal
4. intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik, penurunan kesadaran
Sedangkan menurut Diagnosa Keperawatan, Carpenito Edisi 6, 1997 yaitu:
5. hipertermi berhubungan dengan invasi kuman Salmonella
6. gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
7. Perforasi berhubungan dengan infeksi kuman salmonella thypi
E. Rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Demam Thypoid
1. Diagnosa Keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
Tujuan : l. rasa nyaman terpenuhi
2. suhu tubuh normal
Intervensi keperawatan :
1. upayakan penurunan suhu tubuh dengan mengoptimalkan proses konveksi dan evaporasi
2. kolaborasi pemberian obat – obatan analgesic bila dengan intervensi keperawatan suhu belum juga turun.
3. pemberian obat-obatan sesuai jadwal dan dosis pemberian
4. klien bedrest total di tempat tidur sampai 3 hari setelah bebas panas .
2. Diagnosa Keperawatan 2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anorexia, gangguan digesti dan absorpsi nutrient
Tujuan : - mempertahankan nutrisi yang optimal
-. berat badan dan kadar hemoglobin dalam batas normal
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan Nutrisi yang optimal
b. berikan makanan kalori dan tinggi protein
c. upaya peningkatan nafsu makan
d. kolaborasi pemberian nutrisi berparenteral, bila peroral sulit dicapai
e. timbang berat badan setiap hari bila kondisi klien memungkinkan
3. Diagnosa Keperawatan 3
Potensi terjadinya komplikasi ( pendarahan, perforasi dan perintonitis ) berhubungan dengan perlukaan ulkus intestinal
Tujuan : -. tidak terjadi komplikasi
-. fungsi sirkulasi baik
Intervensi keperawatan
a. Jaga posisi klien tetap bedrest total di tempat tidur sampai 3 hari bebas panas.
b. monitor secara ketat tanda-tanda komplikasi.
c. hindarkan intake makanan yang keras, merangsang dan buah yang mengandung gas.
d. berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi.
e. bila ada tanda-tanda komplikasi segera kolaborasi dengan tim medis.
4. Diagnosa Keperawatan 4
Intoleransi yang berhubungan dengan kelemahan fisik, penurunan kesadaran
Tujuan : kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi
Intervensi :
a. Bantu semua aktifitas klien di tempat tidur
b. kaji respon klien setiap kali melakukan aktivitas, bila terjadi peningkatan suhu tubuh batasi aktivitas.
c. beri penghalang disekitar tempat tidur bila kesadaran menurun Intervensi pada Carpenito.
5. Diagnosa Keperawatan 5
Hipotermi berhubungan dengan invasi kuman salmonella
Tujuan : mempertahankan suhu tubuh normal
Intervensi :
a. kurangi atau hilangkan sumber-sumber panas pada anak
b. pantau suhu anak
c. kaji suhu lingkungan
d. kurangi benda-benda diruangan yang menyerap panas (logam)
6. Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
Tujuan : kebutuhan pola tidur dan istirahat terpenuhi
Intervensi :
a. kaji tidur klien (waktu dan lamanya klien tidur)
b. atur posisi yang nyaman bagi klien .
c. monitor tanda-tanda vital klien
BAB II
TINJAUAN KASUS
- Pengkajian
I. Identitas klien
Nama : An “K”
Umur : 11 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Palembang / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Majapahit RT 12 no 654 Kertapati Palembang
Tanggal MRS : 27-06-2008 jam 14.35 WIB
Diagnosa medis : Thypoid
Tanggal Pengkajian : 27-06-2008 jam 15.30 WIB
Ruangan : Aster
No. Med. Re. : 100705
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn “R”
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan Ayah : Serka Kodim 0418
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Majapahit RT 12 no 654 Kertapati Palembang
Nama Ibu : Ny “L”
Umur : 42 tahun
Pekerjaan ibu : IRT
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Majapahit RT. 12 no. 654 Kertapati Palembang
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
- Saat masuk Rumah Sakit
Ibu An”K” mengatakan anaknya demam tidak turun-turun.
- Saat pengkajian
Ibu An”K” mengatakan An”K” panas, mual, tidak nafsu makan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang.
Ibu An”K” mengatakan bahwa sejak pulang sekolah 4 hari yang lalu anaknya panas, panas semakin meningkat pada malam hari, untuk penanganan sementara dirumah ibu memberikan paracetamol syrup, tapi panas anaknya hanya turun sebentar. Ibu klien membawa An”K” ke RS Tk. II DR. A.K. Gani tanggal 27 Juni 2008 pukul 14.35 WIB dan An”K” dinyatakan harus dirawat di ruangan Aster untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
4. Riwayat kesehatan masa lalu.
Menurut Ibu An “K” belum pernah menderita penyakit yang sama seperti sekarang ini dan tidak pernah mengalami penyakit serius lainnya. An”K” belum pernah dirawat di RS sebelumnya, An”K” tidak pernah dilakukan tindakan operasi dan An”K” tidak menderita suatu alergi apapun baik terhadap makanan maupun obat-obatan.
5. Riwayat kehamilan dan kelahiran .
a. Prenatal
Pada saat mendandung, ibu tidak menderita penyakit apapun. An”K” merupakan anak pertama dengan kehamilan yang direncanakan. Kesehatan ibu pada saat mengandung An”K” baik, tidak ada keluhan, berat badan ibu bertambah 9 kg dari berat badan 47 kg menjadi 56 kg. Pada waktu hamil ibu memeriksakan kehamilannya ke RS dan mendapat imunisasi TT sebanyak dua kali.
b. Natal
Lamanya usia kehamilan ibu yaitu 9 bulan, persalinan normal spontan di tolong oleh bidan di Rumah Sakit, selama persalinan ibu tidak mengalami komplikasi.
c. Neonatal
Pada waktu lahir kondisi bayi baik, berat badan lahir 3300 gram dan panjangnya 48 cm jenis kelamin laki-laki.
d. Postnatal
An “K” lahir spontan, langsung menangis dan pergerakan aktif. An”K” mendapatkan imunisasi lengkap.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga An”K” tidak ada yang menderita penyakit beresiko tinggi, menular ataupun penyakit infeksi lainnya. Semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.
7. Riwayat Tumbuh kembang
Ibu An”K” mengatakan anaknya selalu mendapatkan peringkat di sekolahnya dan nilainya memuaskan. Tidak ada tanda-tanda kelainan yang terlihat pada anaknya sekarang. An”K” pun aktif bermain dengan teman-teman sebayanya.
8. Riwayat psiko sosial, spiritual dan budaya .
a. Riwayat Psikologis
An”K” tampak cemas dan takut bila dokter dan perawat datang dan memeriksa suatu tindakan.
b. Riwayat sosial
Interaksi An”K” dengan orang tua dan pasien lainnya baik, begitupun An”K” dengan keluarga dengan teman-temannya.
c. Budaya
An”K” merupakan anak pertama dari dua bersaudara. An”K” tidak mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan kesehatan.
9. Aktifitas sehari-hari
No
|
Aktifitas
|
Sebelum MRS
|
Sesudah MRS
|
1
2.
3
4
|
Nutrisi
- Makan
- Minum
Eliminasi
- BAB
- BAK
Pola Tidur
- Siang
- Malam
Pola Aktifitas
|
Frekwensi 3x sehari porsi habis terdiri dari nasi, lauk pauk dan buah.
Frekuensi 5-6 gelas air putih / hari.
Frekuensi : 1-2x / hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning .
Frekuensi : 4-5x / hari
Warna kuning.
Kebiasaan An”K” selalu tidur siang 1-2 jam / hari.
Tidur malam An”K” mulai pukul 21.00 – 05.30 WIB dan An”K” tidur nyenyak.
An”K” dapat bergerak bebas, bermain dan dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri
- mandi : 2 x sehari
- ganti pakaian : 2 x sehari
- cuci rambut : 2 x sehari
- kuku bersih dan pendek
|
Frekwensi 3x sehari namun hanya 4-5 sendok makanan lunak yang habis.
frekuensi 3-4 gelas air putih / hari.
Sejak MRS hanya 1x klien BAB
Konsistensi : padat
Warna : kuning .
Frekuensi : 2-3x / hari
Warna kuning.
An”K” jarang tidur siang.
Ibu An”K” mengatakan An”K” sering terbangun pada malam hari.
Ibu An”K” mengatakan An”K” tidak mau beraktifitas / bergerak
An”K” bergerak terbatas karena pada tangan kiri terpasang infuse. Aktifitas banyak dibantu oleh keluarganya.
- mandi : 1 x sehari
- ganti pakaian : 2 x sehari
- cuci rambut : 1 x sehari
- kuku bersih dan pendek
|
10. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) 27-6-2008 jam 16.00 WIB
a. Keadaan Umum
kesadaran : Composmentis
keadaan : Lemah dan lesu
nadi : 120 x menit
RR : 32 x / menit
Suhu : 390 C
Tinggi badan : 138 cm
Berat badan : 28 kg dengan perubahan berat badan menjadi 24 kg.
b. Keadaan Khusus
1) kulit
Kebersihan : bersih
Turgor : elastis
Warna : putih
Penyakit kulit : tidak ada kelainan pada kulit klien
2) Rambut dan kepala
Warna : hitam dan lurus
Kebersihan : bersih, tidak ada ketombe
3) Mata
Bentuk : simetris
Penglihatan : baik, tanpa alat bantu penglihatan .
Konjungtiva : an anemis
Pupil : isokor
Sklera : an ikterus
4) Hidung
Bentuk : simetris
Penciuman : baik, dapat membedakan bau.
Kebersihan : bersih, tidak ada sekret.
5) Telinga
Bentuk : simetris
Pendengaran : baik, dapat mendengar bunyi.
Kebersihan : bersih, tidak serumen.
6) Mulut dan tenggorokkan
Gigi : tidak ada caries.
Lidah : kotor, tampak merah pada tepi lidah.
Bibir : kering
Tonsil : tidak ada pembesaran
7) Leher
Bentuk : simetris
Gerakan : tidak terlihat adanya kelainan
Kebersihan : bersih, tidak ada kotoran
8) Dada
Bentuk : simetris
Frekuensi pernafasan : 32 x / menit
Nyeri dada : tidak ada
9) Abdomen
Bentuk : datar
Nyeri : tidak ada
Bising usus : terdengar
10) Ekstremitas
Ekstremitas : dapat bergerak dengan baik walaupun pada tangan kiri terpasang infus.
11. Data Penunjang
a. Laboratorium (tanggal 28 Juni 2007)
- HB : 11,6 gr % N = 14-18 gr %
- trombosit : 223.000 N = 200 rb – 500 rb
- hematokrit : 36 % N = 37-48 gr %
- leukosit : 7000 / ml N = 5-10 rb/ml
- widal
S Thypi H : 1 / 160
S. Thypi O : 1 / 320
12. Therapi
- IVFD RL gtt 15 x / menit - diet ML
- inj. Cefotaxime 1 x 1 gr
- inj. Primperan 3 x ½ mg
- paracetamol syr 3 x 1 cth
- Analisis Data
No
|
Data
|
Kemungkinan Penyebab
|
Masalah
| ||||||
1
|
Data Subjektif.
Ibu An”K” mengatakan badan An”K” panas.
Data objektif :
- temp : 390 C
- widal S thypi H 1 / 160
O 1 / 320
- KU lemah
|
Invasi kuman salmonella ke dalam tubuh HCL didalam tubuh membunuh sebagian bakteri
Sebagian kuman tetap hidup dan masuk ke usus halus
Proses infeksi Merangsang hipotalamus
Hipretermi
|
hipetermi
| ||||||
2
|
Data Subjektif :
Ibu An”K” mengatakan An”K” lemah dan lesu.
Data Objektif :
- infus terpasang di lengan sebelah kiri.
- terlihat An”K” selalu berbaring di tempat tidur.
- An”K” tampak tidak berminat dengan semua permainan.
|
Infeksi intestinal
Peningkatan peristaltik usus
Menghasilkan gas
Mual
Anorexia
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
|
Intoleransi aktifitas
| ||||||
3
|
Data Subjektif : ibu An”K” mengatakan An”K” mual, tidak nafsu makan.
Data objektif :
KU lemah
- mata terlihat cekung.
- porsi hanya 3 – 4 sendok yang dihabiskan .
|
Invasi kuman salmonella ke dalam tubuh
Infeksi intestinal
Peningkatan peristaltik usus
Menghasilkan gas
Mual
Anorexia
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Pemenuhan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh
| ||||||
4
|
Data subjektif :
Ibu An”K” mengatakan tidur anaknya tidak nyenyak sering terbangun pada malam hari.
Data Objektif :
- An”K” tampak lesu.
- mata terlihat cekung.
- temp. : 390 C
|
Invasi kuman salmonella ke dalam tubuh
HCL di dalam tubuh membunuh sebagian bakteri
Sebagian kuman tetap hidup dan masuk ke usus halus
Merangsang hipotalamus
Peningkatan suhu tubuh
Gangguan pola tidur
|
Gangguan pola tidur
|
C. Proritas Masalah
1. Hipetermi
2. Intoleransi aktifitas
3. Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Gangguan pola tidur
D. Diagnosa Masalah
1 Hipertermi berhubugan dengan infeksi bakteri sekunder
2 Intoleransi aktifitas berhububgan dengan kelemahan tubuh
3 Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia
4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : An”K” No.Med Rec : 100705
Umur : 11 tahun Ruang : Aster
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
Paraf
|
1
|
Tanggal 27 Juni 2008
Hipertermi
Berhubungan dengan invasi kuman salmonella.
Data subjektif :
Ibu An”K” mengatakan badan An”K” panas.
Data objektif :
- suhu ; 390C
- widal H : 1/320
O : 1/160
- nadi : 120/mnt
- RR : 32X/mnt
- KU lemah
|
Tujuan jangka panjang:
· Suhu tubuh kembali normal.
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 3x24 jam
· Suhu tubuh dapat dikendalikan.
· Keadaan An “K” membaik.
|
· beri kompres hangat.
· anjurkan Ibu untuk memberi An”K” pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
· monitor vital sign
· kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian paracetamol sirup
|
· dengan memberi kompres hangat pada daerah frontal dan axial, diharapkan dapat merangsang pusat pengaturan panas di hypothalamus dan menurunkan suhu tubuh.
· dengan menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, diharapkan apat menghambat proses penguapan suhu tubuh .
· dengan memonitor vital sign, dapat mengetahui perkembangan keadaan An”K” dan dapat mengetahui dengan cepat bila terjadi komplikasi .
· dengan pemberian paracetamol sirup, diharapkan dapat mempercepat turunnya panas tubuh An”K” .
| |
2
|
Tanggal 27 Juni 2008
Pemenuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Sehubungan Dengan Anorexia.
Data Subjektif :
Ibu An”K’ Mengatakan An”K” Mual Dan Tidak Nafsu Makan.
Data objektif :
· lidah tampak kotor
· sering mual
· hanya menghabis kan 3-4 sendok porsi makan yang diberikan
· BB = 24 kg
|
Tujuan jangka panjang:
Kebutuhan nutrisi An”K” terpenuhi
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 2x24 jam
· An”K” mampu menghabiskan setengah dari porsi yang diberikan
· Rasa mual bekurang
|
· suapi An”K” dalam porsinya .
· Anjurkan ibu untuk memberikan makanan yang disukai An”K” dan tidak berlawan dengan penyakit.
· kaji pemasukan makanan An”K”.
· Timbang berat badan setiap hari
· beri penjelasan kepada Ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi An”K”.
|
· dengan cara disuapi, diharapkan nafsu makan An”K” meningkat.
· dengan menyajikan makanan yang disukai, diharapkan nafsu makan An”K” bertambah dan An”K” mau makan.
· dengan mengkaji pemasukan makanan An”K” , dapat mengetahui makanan sesuai atau tidak dengan nutrisi yang diperlukan An”K”.
· Dengan menimbang berat badan setiap hari dapat mengetahui perkembangan Pola nutrisi An”K”
· dengan memberi penjelasan kepada Ibu, diharapkan dapat membantu keluarga dalam usaha pemenuhan dan penyediaan makanan bagi An”K”.
| |
3
|
Tanggal 27 Juni 2008
Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan fisik
Data Subjektif :
Ibu An”K” mengatakan anaknya lemah dan lesu
Data objektif :
· infus terpasang di lengan sebelah kiri.
· An”K” terlihat selalu berbaring di tempat tidur .
· An”K” tampak tidak berminat dengan semua permainan.
· KU lemah
|
Tujuan jangka panjang :
An”K” dapat beraktifitas seperti semula
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 1 x 24 jam
· An”K” mau untuk beraktifitas seperti istirahat dengan tenang
· Keadaan umum membaik tidak tampak lemah.
|
· Bantu setiap aktifitas An”K” di tempat tidur .
· Anjurkan keluarga untuk mengajak An”K” bermain-main atau berjalan –jalan di luar. Ruangan.
· Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas An”K” sehari-hari .
|
· Dengan membantu setiap aktifitas An”K”, diharapkan kebutuhan An”K” terpenuhi dan An”K” merasa nyaman.
· Dengan mengajaknya bermain dan jalan-jalan di luar ruangan, diharapkan An”K” tidak merasa bosan dan termotivasi untuk beraktifitas (bermain).
· Dengan membawakan mainan kesukaannya, diharapkan An”K” dapat termotivasi untuk melakukan aktifitas .
| |
4
|
Tanggal 27 Juni 2008
Ganguan pola tidur sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
Data subjektif
Ibu mengatakan tidur anaknya tidak nyenyak, sering terbangun pada malam hari.
Data objektif :
· An”K” tampak lesu
· Mata terlihat cekung
· Temp : 39o C
|
Tujuan jangka panjang
Kebutuhan istirahat dan tidur An”K” terpenuhi.
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 2x24 jam :
· An”K” dapat tidur nyenyak dan tidak terbangun lagi pada malam hari
· An”K” tenang
· Keadaan An”K” lebih segar
· Suhu tubuh kembali normal
|
· Kaji pola tidur An”K”
· Beri talk pada daerah sekitar punggung sampai ke pinggang.
· Ciptakan lingkungan yang terapeutik.
· Atur suhu ruangan dengan menggunakan kipas angin.
|
· Dengan mengkaji pola tidur waktu dan lamanya tidur), diharapkan dapat mengetahui perkembangan keadaan An”K” dan terpenuhinya kebutuhan tidur dan istirahat An”K”.
· Dengan memberi talk, diharapkan memberikan rasa nyaman pada An”K” dalam istirahatnya.
· Dengan menciptakan lingkungan yang terapeutik, diharapkan dapat memberikan kenyamanan pada An”K”.
· Mengatur suhu ruangan, diharapkan An”K” merasa dingin dan lebih nyaman.
|
IMPLEMENTASI
No.
|
Tgl
jam
|
No
DP
|
Implementasi
|
Implementasi
|
Paraf
|
1.
|
27
Juni 2008
15.00
|
1
|
1. Memberi kompres hangat pada An”K” di daerah frontal dan axila.
2. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan An”K” pakaian yang tipis (singlet) dan pakaian yang terbuat dari bahan katun agar dapat menyerap keringat.
3. Memonitor vital sign setiap 2 jam sekali untuk memantau perkembangan kesehatan An”K”.
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian :
- IVFD KA-EN 1 B ggt 15x/menit
- Paracetamol sirup 3x1 cth
- Inj. Cefotaxime 1x1 gr
- Inj. Primperan 3x1/2 mg
- Diet ML
|
S = Ibu An”K” mengatakan panas tubuh An”K” masih tinggi.
O = - temp 38,20 C
- nadi 120 x/menit
- KU masih lemah
A = Masalah belum teratasi.
P = Intervensi dilanjutkan
| |
2
|
27
Juni 2008
16.30
|
2
|
1. Menyuapi An”K” pada porsi makanannya agar An”K” lebih bersemangat untuk makan dan menghabiskan makanannya.
2. Menyajikan makanan yang bervariasi dan makanan yang disukai oleh An”K” agar An”K” lebih termotivasi untuk makan.
3. Mengkaji pemasukan makanan An”K” untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya nutrisi yang diperlukan oleh An”K”.
4. Menimbang berat badan An”K”
5. Memberi penjelasan kepada ibu agar ibu lebih mengerti tentang pemenuhan kebutuhan Nutrisi An”K”.
|
S = Ibu An”K” mengatakan An”K” sudah ada nafsu makan, tapi An”K” masih merasa mual.
O = - An”K” dapat menghabiskan 7-8 porsi sendok makan
- An”K” tampak masih mual
- infus masih terpasang
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi dilanjutkan
| |
3
|
27
Juni 2008
18.00
|
3
|
1. membantu setiap aktifitas An”K” ditempat tidur, seperti makan, minum, mendekatkan mainan An”K”.
2. menganjurkan keluarga untuk mengajak An”K” bermain atau jalan-jalan diluar ruangan agar An”K” senang tidak bosan.
3. melibatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas An”K”, seperti makan, minum, BAK, BAB atau bermain .
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” masih lemas dan lesu
O = An”K” tampak berbaring di tempat tidur, keadaan umum tampak lemah
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi dilanjutkan
| |
4.
|
27
Juni 2008
19.30
|
4
|
1. Mengkaji pola tidur An”K” untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur dan istirahat An”K”.
2. memberikan talk pada daerah sekitar punggung dan sampai ke pinggang untuk memberi kenyamanan bagi An”K” dalam beristirahat.
3. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
4. Mengatur suhu ruangan dengan menggunakan kipas angin agar suhu ruangan menjadi dingin dan An”K” menjadi nyaman .
|
S = Ibu An”K” mengatakan An”K” tidurnya tidak nyenyak
O = An”K” sering terbangun pada malam hari
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi dilanjutkan
|
CATATAN PERKEMBANGAN
No
|
Tanggal
jam
|
No.
DP
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
28 Juni 2008
16.00
28 Juni 2008
05.00
|
1
|
S = Ibu An”K” mengatakan panas tubuh An”K” masih tinggi .
O = - temp : 38,2 C
- nadi : 120x/menit
- RR : 30 x/menit
- KU masih lemah
A = Masalah belum teratasi
P = intervensi 1,3 dan 4 dilanjutkan
I = - beri kompress hangat pada daerah frontal axila
- monitor vital sign
- melaksanakan terapi dokter dengan pemberian paracetamol sirup
E = panas tubuh An”K” belum turun
Temp : 38o C
Nadi : 120 x/menit
RR : 30x/menit
KU masih lemah
R = revisi
| |
29 Juni 2008
16.00
29 Juni
2008
05.00
|
1
|
S = ibu An”K” mengatakan panas tubuh An”K” berangsur-angsur turun.
O = - Temp : 37,5o C
- Nadi : 120 x/menit
- RR : 30x/menit
- KU masih lemah
A = masalah belum teratasi
P = intervensi 1 dan 3 dilanjutkan
I = - beri kompress hangat pada daerah frontal dan axila
- monitor vital sign
E = panas tubuh An”K” turun secara perlahan Temp 37,1o C
R = revisi
| ||
30 juni 2008
10.00
30 Juni 2008
13.00
|
1
|
S = ibu An”K” mengatakan panas tubuh An”K” sudah mulai turun.
O = - Temp : 36,7O C.
- Nadi : 112 x/menit
- RR : 26x/menit
- KU masih lemah
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi masih dipertahankan
I = - diberi kompress hangat pada daerah frontal dan axila
- monitor vital sign
E. = panas tubuh An”K” sudah turun
Temp. 36,6O C
R = revisi
| ||
1 Juni 2008
16.00
|
1
|
S = ibu An”K” mengatakan panas tubuh An”K” sudah turun..
O = - Temp : 36,2O C
- Nadi : 112 x/menit
- RR : 24x/menit
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = -
E = Panas tubuh An”K” sudah turun, temp : 36,2O C
R = Tidak ada revisi
| ||
2
|
28 Juni 2008
17.00
28 Juni 2008
21.00
|
2
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” sudah ada nafsu makan, tetapi An”K” masih merasa mual.
O = - An”K” dapat menghabiskan 7-8 sendok porsi yang diberikan .
- An”K” tampak masih mual.
- infus masih terpasang.
A = masalah teratasi sebagian.
P = intervensi 1 dan 2 dilanjutkan .
I = - memotivasi An”K” untuk makan lebih banyak lagi .
- beri makanan yang bervariasi dan disukai oleh An”K”.
E = An”K” sudah ada nafsu makan dan sudah. dapat menghabiskan ½ porsi makanannya.
BB = 24 kg
R = tidak ada revisi.
| |
29 Juni 2008
17.00
29 Juni 2008
21.00
|
2
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” sudah ada nafsu makan, tetapi An”K” masih merasa mual
O = - An”K” dapat menghabiskan ½ porsi yang diberikan .
- An”K” tidak tampak mual lagi
- infus masih terpasang
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = -
E = An”K” sudah mampu menghabiskanlebih dari ½ porsi makanannya. BB = 27 Kg
R = tidak ada revisi.
| ||
3
|
28 Juni 2008
17.10
28 Juni 2008 21.00
|
3
|
S = Ibu An”K” mengatakan An”K” masih lemas dan lesu,An”K”tidak minat untuk bermain.
O = An”K” terlihat hanya berbaring di tempat tidur, keadaan umum tampak lemah.
A = Masalah belum teratasi
P = intervensi 1 dan 2 dilanjutkan
I = - Bantu semua aktivitas yang diperlukan An”K”
- Beri mainan kesukaan An”K”
E = Keadaan An”K” masih lemah, An”K” sudah mau bermain tapi hanya di tempat tidurnya saja. Infus masih terpasang di tangan sebelah kiri.
R = Tidak ada revisi
| |
29 Juni 2008
17.30
29 juni 2008 21.00
|
3
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K’ sudah mau bermain dengan mainannya.
O = - Keadaan umum membaik, An”K” sudah mau bermain dan berjalan-jalan di luar ruangan.
- infus masih terpasang .
A = masalah teratasi sebagian
P = intervensi 3 dilanjutkan
I = Anjurkan An”K” untuk beraktifitas sendiri seperti makan dan minum sendiri.
E = Keadaan umum An”K” mulai membaik.
R = tidak ada revisi.
| ||
30 Juni 2008
13.00
30 Juni 2008 16.00
|
3
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” sudah lebih segar dan mau bermain.
O = Keadaan umum An”K” tampak lebih baik dan An”K” tampak sedang bermain dengan adiknya
A = masalah teratasi .
P = intervensi dihentikan.
I = -
E = An”K” sudah mau bermain dan tertawa juga mau bila diajak jalan-jalan di luar ruangan.
R = tidak ada revisi.
| ||
30 Juni 2008
17.00
|
3
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” mulai dapat beraktivitas.
O = - An”K” tampak sedang bermain dengan adikya
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = - IVFD RL > STOP
- Inj. Cefotaxime > STOP
E = An”K” sudah mulai bisa beraktivitas dan jalan –jalan di luar ruangan.
R = tidak ada revisi.
| ||
4
|
29 Juni 2008
21.30
30 Juni 2008 06.30
|
4
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” tidurnya sering terbangun.
O = - An”K” sering terbangun pada malam hari
- infus terpasang .
A = masalah belum teratasi .
P = intervensi 1,2,3,4 dilanjutkan .
I = - Kaji pola tidur An”K”.
- Ciptakan lingkungan yang terapeutik.
- Atur suhu ruangan dengan menggunakan kipas angin.
- Memberikan talk
E = An”K” masih sering terbangun sewaktu tidur.
R = Tidak ada revisi.
| |
30 Juni 2008
19.00
1 Juli 2008 06.30
1 Juli 2008 10.00
|
4
|
S = ibu An”K” mengatakan An”K” tidurnya sudah jarang terbangun.
O = jarang terbangun pada malam hari.
A = masalah teratasi sebagian.
P = intervensi 2,3 dilanjutkan .
I = - mengatur suhu ruangan
- Menciptakan lingkungan terapeutik
E = An”K” sudah bisa tidur nyenyak, keadaan semakin membaik, mata tidak terlihat cekung lagi.
R = An”K” Pulang
|